POST AMBON.COM – Pemerintah Kota Ambon bergerak cepat dalam menangani bencana longsor sampah yang terjadi di kawasan Gunung Malintang dan menimpa wilayah permukiman Hative Kecil. Longsoran material sampah yang meluncur dari ketinggian telah menimbulkan kerusakan dan potensi risiko kesehatan serta keselamatan bagi warga sekitar.
Menanggapi peristiwa tersebut, Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan secara terbuka melalui akun media sosial pribadinya bahwa pihaknya langsung mengerahkan sumber daya dari berbagai instansi teknis dan pemerintahan untuk mengatasi dampak bencana. Pada (Rabu 11 Juni 2025)
“Pasca bencana longsor sampah Gunung Malintang yang menimpa wilayah Hative Kecil, Pemkot terus membersihkan sampah longsoran tersebut. Ini bukan hanya masalah kebersihan, tapi juga keselamatan warga,” tulis Wali Kota dalam unggahannya.
Wali Kota juga menjelaskan bahwa selain upaya pembersihan di lokasi terdampak, pemerintah kota tengah mengambil langkah tegas dengan menutup lokasi pembuangan sampah sementara yang berada di kawasan lereng gunung tersebut. Untuk mencegah insiden serupa terulang, dilakukan pemagaran area tersebut agar tidak lagi dijadikan lokasi pembuangan sampah liar oleh masyarakat.
“Untuk sumber sampah, sementara dilakukan proses pemagaran dan penutupan lokasi pembuangan sampah. Kami berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah ke jurang atau kemiringan yang dapat merugikan masyarakat lain,” tegasnya.
Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap kelestarian lingkungan dan perlindungan keselamatan warganya. Namun, Wali Kota juga menggarisbawahi bahwa peran serta masyarakat sangat dibutuhkan agar upaya pemerintah dapat berjalan maksimal.
Ia mengimbau seluruh warga untuk lebih disiplin dan sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempat-tempat yang telah disediakan, seperti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) resmi yang ada di berbagai titik di Kota Ambon. Aksi membuang sampah sembarangan, apalagi di lokasi-lokasi yang tidak aman, seperti tebing atau jurang, dapat menimbulkan dampak besar yang tak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga masyarakat luas.
“Kami mengajak warga untuk aktif menjaga lingkungan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat kota yang cinta akan kotanya,” lanjutnya.
Dalam penanganan longsor ini, Pemerintah Kota Ambon melibatkan berbagai elemen penting seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP), serta perangkat kecamatan dan pemerintahan adat seperti Camat Sirimau, Raja Negeri Batumerah, dan Raja Negeri Hative Kecil.
Wali Kota pun mengapresiasi kerja keras semua pihak tersebut yang turut berjibaku di lapangan tanpa mengenal waktu demi menyelamatkan dan memulihkan kondisi wilayah terdampak.
“Semangat terus teman-teman Dinas PUPR, BPBD, DLHP, Camat Sirimau, Raja Batumerah, Raja Hative Kecil. Beta par Ambon, Ambon par samua,” tutupnya penuh semangat.
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bahwa pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan tidak bisa ditawar-tawar. Kota Ambon sebagai wilayah pesisir dan pegunungan memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana lingkungan, baik yang bersifat alamiah maupun yang dipicu oleh ulah manusia.
Longsor sampah Gunung Malintang bukan sekadar bencana fisik, tapi juga cerminan krisis perilaku dan kebijakan lingkungan yang memerlukan penanganan menyeluruh, mulai dari tata kelola persampahan hingga edukasi publik yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Ambon menegaskan bahwa mereka akan terus memperkuat sistem manajemen sampah, termasuk pengawasan terhadap TPS liar, peningkatan armada pengangkut, hingga edukasi komunitas secara langsung.
Dengan harapan bahwa peristiwa ini menjadi titik balik menuju kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, Wali Kota dan seluruh jajaran mengajak seluruh warga Ambon untuk bersama-sama membangun budaya hidup bersih dan bertanggung jawab.