Waspada Dunia Digital! Orang Tua di Ambon Dibekali Ilmu Kawal Anak di Medsos

0
359

POST AMBON — Di tengah derasnya arus digitalisasi, Pemerintah Kota Ambon terus menggencarkan edukasi literasi digital kepada berbagai kelompok masyarakat. Kali ini, fokusnya tertuju pada mereka yang berada di garis depan perlindungan anak: para orang tua. Rabu 25 Juni 2025

Bertempat di Gedung Cristy Natalia, sekitar 150 orang tua dari Jemaat GPM Sumber Kasih mengikuti sosialisasi Literasi Digital bertema ”Pengawasan Orang Tua di Ruang Media Sosial”, Selasa (25/6). Kegiatan ini digagas oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfo Sandi) Kota Ambon.

Dalam arahannya, Ronald Lekransy, yang menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Kominfo Sandi sekaligus Staf Ahli Wali Kota Ambon Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, menegaskan bahwa literasi digital adalah salah satu indikator penting dalam mewujudkan Ambon sebagai kota pintar (Smart City).

 “Kalau bicara Smart City, kita bicara soal banyak hal. Salah satunya adalah kemampuan warga memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab,” tegas Lekransy.

Ia memaparkan, hingga kini pihaknya telah menjangkau lebih dari 1.000 anak dan remaja dalam program literasi digital. Namun menurutnya, peran orang tua tak kalah krusial. Karena pada akhirnya, rumah adalah tempat pertama dan utama dalam mendidik anak menghadapi dunia digital yang kian kompleks.

“Orang tua harus tahu bahwa ancaman di dunia maya bukan hal remeh. Cyberbullying, predator digital (child grooming), hingga kecanduan gadget bisa menghancurkan masa depan anak. Bahkan, dalam kasus ekstrem, membuat mereka kehilangan harapan hidup,” ujarnya dengan nada prihatin.

Lekransy menyebut, kelompok usia Gen Z dan Milenial (12–43 tahun) adalah pengguna internet paling aktif di Indonesia. Penetrasi internet yang masif ini, jika tidak diimbangi dengan pendampingan yang kuat, akan menjadi ruang gelap yang mengancam tumbuh kembang generasi muda.

Untuk itu, ia mengajak para orang tua agar tidak lengah. “Pantau aktivitas digital anak. Batasi waktu penggunaan gadget. Bangun komunikasi terbuka dan jujur. Dan yang terpenting, jadilah teladan,” pesannya.

Menurutnya, menjadi orang tua di era digital bukan sekadar soal menyediakan perangkat, tapi lebih dari itu: membangun kesadaran, empati, dan kontrol diri—baik pada anak, maupun diri sendiri.

 “Kita tidak bisa mencegah kemajuan teknologi. Tapi kita bisa membekali anak-anak kita agar kuat menghadapi tantangan digital. Ini adalah bagian dari menjaga masa depan mereka,” tutup Lekransy.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program prioritas Wali Kota Ambon yang ingin menjadikan Ambon sebagai kota yang tak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga tangguh secara sosial dan psikologis. (\)