🔒 Lindungi Anak dari Jerat Digital! GPM Sumber Kasih dan Kominfo Ambon Gencarkan Literasi Digital untuk Orang Tua

0
262

Post Ambon, — Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Sumber Kasih bersama Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengambil langkah konkret menghadapi tantangan zaman digital. Dengan menggelar sosialisasi bertema “Pengawasan Orang Tua Bagi Anak di Ruang Media Sosial”, kegiatan ini menyasar lebih dari 150 orang tua jemaat sebagai garda terdepan perlindungan anak. Pada KAMIS 24 Juni 2025

Dalam arahannya, Ketua Majelis Jemaat GPM Sumber Kasih, Pendeta Ny. Masrikat/Pea, menekankan pentingnya kesadaran orang tua untuk tidak lagi berdiam diri di tengah derasnya arus digitalisasi yang kini membentuk perilaku anak-anak.

 “Kita tak bisa lagi membiarkan anak berselancar sendiri di dunia maya tanpa pengawasan. Jika tidak dikawal, media sosial bisa menjadi pisau bermata dua: memberi manfaat, tapi juga membahayakan mental anak,” ujarnya penuh penekanan.

Masrikat menyuarakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus gangguan mental pada anak yang berakar dari penggunaan media sosial tanpa kendali. Ia berharap, para orang tua dapat menyerap pengetahuan dari kegiatan ini dan menjadikannya bekal dalam mendampingi serta melindungi anak-anak mereka di ruang digital.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ronald Lekransy—Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, sekaligus Plt. Kepala Dinas Kominfo Kota Ambon. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pengawasan orang tua merupakan kunci utama dalam mencegah dampak buruk digitalisasi terhadap anak.

 “Kita hidup di masa ketika anak-anak lebih banyak berinteraksi melalui layar ketimbang tatap muka. Tantangannya bukan hanya tentang waktu, tapi juga tentang isi dan risiko yang mereka konsumsi di ruang maya,” tegas Lekransy.

Ia memaparkan tiga ancaman utama yang mengintai anak-anak di media sosial: cyberbullying, predator daring (child grooming), dan kecanduan gadget. Jika tidak diantisipasi, ketiganya dapat merusak kesehatan mental, perilaku sosial, hingga masa depan anak.

Sebagai langkah mitigasi, Lekransy mengajak orang tua untuk aktif memantau aktivitas digital anak, membatasi waktu penggunaan gadget, membuka ruang komunikasi yang jujur, dan menjadi panutan dalam penggunaan teknologi secara bijak.

Dinas Kominfo Kota Ambon sendiri telah melaksanakan literasi digital kepada lebih dari 1.000 remaja dan pemuda sejak tahun lalu. Namun kali ini, fokusnya bergeser ke orang tua — sebagai ujung tombak pengawasan yang mampu memutus rantai ancaman digital sejak dini.

 “Kami ingin memastikan bahwa bukan hanya anak-anak yang cakap digital, tetapi orang tua pun harus memahami risikonya. Tanpa itu, pengawasan akan pincang,” pungkas Lekransy.

📌 Catatan Redaksi:

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa transformasi digital bukan hanya urusan teknologi, tapi juga tentang etika, kesehatan mental, dan kualitas relasi antara orang tua dan anak. Masyarakat dituntut bukan hanya cerdas secara digital, tetapi juga penuh kasih dan waspada dalam menghadapi dunia yang tak lagi memiliki batas fisik