(postambon.com)Ladang informasi aktual, tajam, terpercaya, Kemampuan menatap setiap sudut menjadikan kematangan dalam berinteraksi
BerandaSERAM BARAT"Retorika Manis, Realisasi Nol: Penjabat Bupati SBB Dituding Bohongi Rakyat"

“Retorika Manis, Realisasi Nol: Penjabat Bupati SBB Dituding Bohongi Rakyat”

spot_imgspot_img

PostAmbon.com – Tujuh bulan menjabat sebagai Penjabat Bupati Seram Bagian Barat (SBB), Dr. Ahmad Jais Ely, M.Si, kembali menuai kritik tajam. Janji-janji pembangunan yang ia lontarkan selama kunjungan ke berbagai desa dan dusun di wilayah SBB dinilai tak lebih dari retorika kosong, tanpa satu pun tindakan nyata yang terealisasi.

Sekretaris Pemuda Muhammadiyah SBB, Wandri Makassar, menyebutkan bahwa masyarakat kini merasa dibodohi oleh janji-janji manis Ely yang tak kunjung ditepati. Dalam wawancara via telepon, Selasa (17/12/2024), Wandri mengungkapkan kekecewaan mendalam masyarakat terhadap minimnya langkah konkret Ely dalam merealisasikan program pembangunan.

Salah satu contoh nyata kegagalan Ely adalah janji pembangunan jembatan di Kaibobu, yang dijanjikan selesai pada akhir 2024. Namun, hingga kini, proyek tersebut sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda dimulai. Hal serupa terjadi pada janji perbaikan jalan dari Piru ke Lokki, yang sampai sekarang masih sebatas wacana.

Tak hanya itu, di Dusun Katapang, Ely sempat menjanjikan pemekaran menjadi desa administrasi dalam waktu seminggu setelah berdialog dengan warga. Namun, janji tersebut justru berakhir dengan kekecewaan. Warga Dusun Eli Besar juga merasa dikhianati ketika proyek talud pantai yang dijanjikan masuk dalam APBD-P 2024 ternyata tidak masuk dalam daftar prioritas pemerintah.

Di Pulau Manipa, harapan masyarakat terhadap pembangunan jalan lingkar untuk tahun 2025 pun pupus, karena tidak tercantum dalam usulan APBD. Janji pembangunan jalan di daerah pegunungan Taniwel dan Kairatu, seperti jalur Taniwel-Buria dan Kairatu-Hunitetu, yang Ely janjikan dimulai Januari 2025, juga dipandang skeptis oleh masyarakat. Dengan masa jabatan Ely yang akan berakhir pada Februari 2025, banyak pihak menilai janji ini hanyalah omong kosong belaka.

Sebagai seorang penjabat bupati, Ely seharusnya memprioritaskan tugas utamanya, yaitu menjaga kelancaran pemerintahan dan menyukseskan Pilkada. Namun, alih-alih fokus pada tanggung jawab pokoknya, Ely lebih sering terlihat melontarkan janji-janji politik yang tidak realistis. Banyak pihak menilai bahwa janji-janji tersebut hanya sekadar alat untuk meraih simpati masyarakat, tanpa niat serius untuk merealisasikannya.

“Sebagian besar desa dan dusun di SBB masih terisolir. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang membawa solusi konkret, bukan janji palsu yang justru memperburuk kepercayaan kepada pemerintah,” tegas Wandri.

Masyarakat Saka Mese Nusa kini kehilangan harapan terhadap kepemimpinan Ely. Banyak yang menganggap bahwa Ely telah gagal memahami kebutuhan mendesak masyarakat SBB, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan. Sebaliknya, ia lebih sibuk dengan retorika politik yang berujung pada pembodohan publik.

Ely diingatkan bahwa sebagai pemimpin transisi, ia memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya. Namun, janji-janji palsu hanya akan semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. SBB membutuhkan pemimpin yang bekerja nyata, bukan sekadar berbicara manis.

pertanggungjawaban Ely atas berbagai janji yang ia lontarkan. Jika tidak segera ada tindakan nyata, namanya mungkin akan dikenang sebagai penjabat bupati yang lebih banyak berpuisi daripada bekerja untuk rakyat.

- Advertisement -spot_img
Komentar Terbaru
Must Read
Related News