Post Ambon.com– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku melaporkan bahwa tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) di wilayah Maluku pada Mei 2025 mencapai 2,24 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan inflasi bulan April yang sebesar 3,34 persen. Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan ini tercatat sebesar 108,75.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, dalam keterangan persnya pada Senin (2/6), menjelaskan bahwa dari tiga kota yang menjadi indikator penghitungan IHK di Maluku, Kabupaten Maluku Tengah mencatat inflasi yoy tertinggi yakni 2,84 persen dengan IHK sebesar 106,00. Disusul oleh Kota Ambon dengan inflasi 1,98 persen dan IHK 110,47, sementara Kota Tual mencatat inflasi terendah sebesar 0,81 persen dengan IHK 109,81.
“Inflasi tahunan ini dipicu oleh naiknya harga pada sembilan kelompok pengeluaran, sementara dua kelompok lainnya justru mengalami penurunan harga,” terang Maritje.
Ia juga merinci sejumlah komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi tahunan, antara lain emas perhiasan, beras, makanan siap saji seperti nasi dengan lauk, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), dan minyak goreng. Selain itu, produk perikanan seperti ikan selar, ikan layang, ikan cakalang, ikan asap, dan ikan tuna juga tercatat turut memberikan andil. Komoditas lain seperti ayam goreng, kelapa, daun singkong, sepeda motor, produk perawatan diri seperti sampo dan pasta gigi, serta tarif transportasi air juga ikut mendorong inflasi.
Sementara itu, jika dilihat secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Maluku pada Mei 2025 tercatat sebesar 0,80 persen—mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding April yang hanya sebesar 0,09 persen.
Kenaikan bulanan ini didorong oleh lonjakan harga pada sejumlah bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga. Komoditas utama penyumbang inflasi bulan Mei termasuk ikan layang, ikan cakalang, kangkung, emas perhiasan, dan tarif angkutan udara. Selain itu, sayuran seperti sawi hijau, buncis, kacang panjang, bayam, dan bawang bombay juga tercatat mengalami kenaikan harga. Beberapa biaya layanan seperti tarif pulsa ponsel, tarif air minum PAM, serta kontrak rumah pun ikut memicu inflasi bulanan.
Dengan tren ini, BPS mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan agar memperhatikan pergerakan harga, terutama menjelang periode transisi musim dan potensi gangguan distribusi yang dapat memicu tekanan inflasi.