POSTAMBON.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat inflasi tahunan (year on year/yoy) Kota Ambon pada Januari 2025 berada di angka 0,75 persen. Angka ini menunjukkan penurunan cukup tajam dibandingkan bulan Desember 2024 yang sebesar 1,92 persen.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, mengatakan bahwa kelompok pengeluaran yang paling memicu inflasi selama setahun terakhir adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,93 persen.
“Selain itu, kelompok kesehatan menyumbang 0,15 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan serta pemeliharaan rutin rumah tangga berkontribusi 0,10 persen,” ungkap Pattiwaellapia dalam keterangan resminya, Senin (3/2/2025).
Dijelaskannya pula, terdapat lima komoditas utama yang paling berperan terhadap inflasi di Kota Ambon, yakni beras dengan andil 0,46 persen, emas perhiasan 0,39 persen, nasi dengan lauk 0,19 persen, tarif kendaraan roda empat daring 0,13 persen, serta sigaret putih mesin sebesar 0,12 persen.
Namun, meski inflasi tahunan mengalami kenaikan, secara bulanan (month to month/mtm), Kota Ambon justru mengalami deflasi sebesar 0,74 persen pada Januari 2025.
Deflasi ini dipicu oleh penurunan harga pada sejumlah komoditas utama, antara lain tarif listrik, ikan cakalang, pisang, bawang merah, dan tomat.
“Pergerakan harga-harga ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan serta pola konsumsi masyarakat pasca libur panjang akhir tahun,” tambahnya.
BPS menilai tren ini menunjukkan perlambatan inflasi yang positif, namun tetap harus diantisipasi oleh semua pihak mengingat harga kebutuhan pokok masih berpotensi fluktuatif, terutama menjelang bulan puasa dan hari besar keagamaan.