Maluku Kukuhkan Duta Bahasa 2025: 30 Finalis Berebut Posisi Terbaik di Malam Puncak

0
9835
BPJN Maluku Depan kantor BALAI BPJN MALUKU

Post Ambon.com — Malam puncak pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku Tahun 2025 resmi digelar di Gedung Pertunjukan Balai Bahasa Provinsi Maluku, Sabtu (28/6) malam. Acara yang berlangsung semarak ini menjadi penentu bagi 30 finalis muda terbaik Maluku untuk masuk 10 besar dan mewakili daerah pada ajang tingkat nasional.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Drs. James Leiwakabessy, M.M. mewakili Gubernur Maluku sekaligus membuka acara. Turut hadir sejumlah pejabat tinggi daerah, antara lain Kepala Balai Bahasa Maluku, Hj. Rohani Vanath, Kadis Pariwisata, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Kadispora, Kepala Museum Siwalima, para rektor universitas, serta tokoh-tokoh bahasa dan budaya Maluku. Sabtu 28 Juni 2025

Dalam sambutannya, Leiwakabessy menyampaikan apresiasi atas konsistensi Balai Bahasa Maluku dalam menggelar ajang ini sebagai upaya nyata pelestarian bahasa dan pembentukan karakter generasi muda.

> “Duta bahasa bukan hanya ajang kompetisi, tapi ruang pembinaan generasi muda dalam pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa tantangan Maluku sebagai wilayah dengan 71 bahasa daerah memerlukan upaya serius dalam menjaga vitalitas bahasa lokal di tengah derasnya arus globalisasi.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Maluku, Kity Karenisa, S.S., M.A., dalam laporannya memaparkan bahwa dari 227 pendaftar, sebanyak 30 peserta terpilih sebagai finalis setelah melalui serangkaian tes administratif, wawancara, pembekalan materi, psikotes, dan uji kemahiran berbahasa (UKBI) dengan skor minimal 578 (predikat unggul).

> “Antusiasme tahun ini luar biasa, ini merupakan jumlah pendaftar tertinggi sepanjang sejarah pemilihan duta bahasa di Maluku,” ungkap Karenisa.

Karenisa menambahkan bahwa para finalis telah dibekali materi seputar kebijakan kebahasaan, teknik berbicara di depan publik, literasi digital, hingga penulisan artikel sebagai bentuk pembinaan karakter dan kompetensi duta bahasa masa depan.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum., turut memberikan arahannya dalam kesempatan tersebut. Ia menegaskan bahwa duta bahasa merupakan bagian dari empat program prioritas nasional: pengutamaan bahasa negara, peningkatan literasi kebahasaan dan kesastraan, pelestarian bahasa daerah, dan internasionalisasi bahasa Indonesia.

> “Kami berharap para duta bahasa  menjadi mitra strategis dalam menjaga kedaulatan bahasa negara dan menguatkan literasi kebangsaan,” ujarnya.

Sebagai puncak kegiatan, 10 besar finalis diumumkan dan akan melalui sesi penilaian lanjutan untuk menentukan dua peserta terbaik—putra dan putri—yang akan mewakili Provinsi Maluku di ajang nasional. Pemenang utama berpeluang mengikuti kegiatan di tingkat nasional, bahkan berkesempatan tampil dalam agenda kenegaraan.

Ajang ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, akademisi, lembaga kebudayaan, komunitas literasi, serta sektor swasta yang turut andil dalam pelatihan, makeup dari Wardah, hingga penyediaan konsumsi dan kerajinan tangan khas Maluku.

Acara ditutup dengan harapan agar 30 finalis bukan hanya mengenakan selempang simbolik, namun juga membawa semangat pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing dalam kehidupan nyata.