PostAmbon.com – Pemerintah Kota Ambon kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah melalui penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Langkah ini diwujudkan secara nyata dengan penyaluran bantuan modal usaha kepada ratusan pelaku UMKM, sebagai bagian dari strategi pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi pascapandemi.
Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan pernyataan ini kepada awak media usai memimpin apel pagi di Balai Kota Ambon, Senin (28/7). Dalam keterangannya, ia menekankan bahwa UMKM memiliki peran sentral sebagai tulang punggung ekonomi kota, terutama di tengah struktur perekonomian Ambon yang mayoritas bertumpu pada sektor jasa dan perdagangan.
“Kami memprioritaskan UMKM karena mereka adalah penopang utama kehidupan ekonomi masyarakat. Di tengah situasi ekonomi yang fluktuatif, UMKM terbukti menjadi sektor yang paling tangguh dan adaptif,” ungkap Wattimena.
- Modal Usaha dan Literasi Keuangan Jadi Satu Paket
Program bantuan modal ini, menurutnya, tidak semata-mata bersifat hibah, tetapi merupakan upaya simultan untuk meningkatkan daya saing usaha mikro di Ambon. Dengan bantuan tersebut, para pelaku usaha diharapkan dapat memperluas skala usahanya, memperbaiki sistem produksi, serta meningkatkan pendapatan keluarga.
“Ketika pelaku usaha bisa bertumbuh, maka dampaknya langsung terasa. Bukan hanya bagi mereka secara individu, tapi juga terhadap penyerapan tenaga kerja, penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
Menariknya, bantuan ini juga disertai dengan edukasi literasi keuangan. Setiap penerima bantuan akan otomatis difasilitasi untuk membuka rekening di Bank Tabungan Negara (BTN), sebagai mitra perbankan resmi program ini. Langkah ini sekaligus memperkenalkan para pelaku usaha mikro pada sistem keuangan formal yang selama ini masih menjadi kendala besar dalam pengembangan usaha kecil.
“Kami ingin masyarakat terbiasa dengan sistem keuangan modern. Jangan lagi menyimpan uang di rumah atau bertransaksi tanpa catatan. Ini bagian dari transformasi ekonomi berbasis inklusi,” tambah Wattimena.
- Proses Verifikasi Ketat dan Syarat Legalitas Usaha
Namun, Pemkot Ambon menegaskan bahwa bantuan tidak diberikan secara serampangan. Setiap calon penerima wajib melalui proses verifikasi yang ketat oleh Dinas Koperasi dan UKM. Salah satu syarat utama adalah kepemilikan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai bukti legalitas dan keberadaan usaha.
“Kami tidak akan menyalurkan bantuan kepada mereka yang tidak terdaftar secara resmi. Ini untuk menjaga akuntabilitas program sekaligus mendorong pelaku usaha agar masuk ke dalam ekosistem usaha formal,” tegas Wali Kota.
Bantuan ini akan menyasar sekitar 500 pelaku UMKM di Kota Ambon dan dibiayai sepenuhnya melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Ambon Tahun Anggaran 2025.
- Fasilitas Etalase: Dukung Produk Lebih Bersih dan Menarik
Tak berhenti pada pemberian modal, Pemerintah Kota juga memberikan perhatian pada aspek estetika dan kebersihan dalam berdagang. Secara khusus, Pemkot akan membagikan etalase-etalase makanan bagi pedagang kuliner tradisional, terutama yang selama ini masih menggunakan nampan dan plastik seadanya untuk menjajakan dagangan.
“Kami ingin jualan kue atau makanan rakyat punya tampilan yang lebih bersih dan profesional. Etalase bukan hanya memperbaiki tampilan, tapi juga melindungi makanan dari debu dan kotoran. Ini bagian dari standar higienitas,” jelasnya.
Program pemberian etalase ini ditargetkan untuk para penjual kue tradisional di pasar-pasar lokal, trotoar, dan pusat keramaian di Ambon. Pemerintah berharap, inisiatif ini akan meningkatkan daya tarik produk lokal dan memberikan rasa aman bagi pembeli.
- UMKM sebagai Pilar Ekonomi Rakyat
Langkah yang diambil Pemkot Ambon ini mencerminkan arah pembangunan ekonomi yang inklusif dan pro-rakyat. Di tengah tantangan global dan keterbatasan fiskal, pendekatan berbasis penguatan sektor riil seperti UMKM dinilai lebih efektif untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Wattimena juga menambahkan, pemerintah akan terus mengawal proses ini melalui evaluasi rutin dan pendampingan kepada pelaku usaha, agar bantuan yang diberikan betul-betul menghasilkan dampak nyata.
“Kita ingin agar ke depan, pelaku UMKM Ambon bukan hanya survive, tapi bisa bersaing secara sehat, tumbuh berkelanjutan, dan bahkan go digital,” tutupnya.
Dengan program yang menyasar langsung kebutuhan riil masyarakat ini, Pemkot Ambon memperlihatkan arah pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pemberdayaan lokal dan ketahanan ekonomi berbasis komunitas. Sebuah strategi yang tidak hanya responsif terhadap kebutuhan hari ini, tetapi juga mempersiapkan fondasi ekonomi kota yang tangguh untuk masa depan.
