PostAmbon.com — Kota Ambon kembali menjadi tuan rumah bagi agenda nasional strategis. Kali ini, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memilih ibu kota Provinsi Maluku sebagai lokasi pelaksanaan “Uji Keterbacaan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila” untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan berlangsung di Hotel Santika, Kamis (24/7), dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari tim penyusun buku, akademisi, guru, hingga para siswa.
Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, yang hadir dan membuka kegiatan tersebut, menyampaikan pesan penting tentang relevansi nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan masyarakat lokal. Ia menegaskan bahwa Pancasila bukanlah konsep abstrak yang hanya dipelajari di dalam kelas, melainkan *living ideology*—sebuah nilai hidup yang berakar dalam tatanan sosial masyarakat Maluku.
> “Di Maluku, nilai-nilai Pancasila hidup dalam praktik sosial seperti “Pela Gandong”. Ini bukti bahwa Pancasila bukan hanya diajarkan, tapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Bodewin dalam sambutannya.
Pancasila, Nilai Hidup, dan Pendidikan Karakter
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis BPIP dalam menyusun buku teks yang tak hanya sesuai dengan kurikulum nasional, tetapi juga mudah dipahami oleh siswa SD dan SMP di seluruh Indonesia. Dengan melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk siswa sebagai pembaca langsung, BPIP berharap dapat memastikan tingkat keterbacaan, kesesuaian bahasa, dan keterhubungan konteks isi buku dengan realitas kehidupan pelajar di berbagai daerah.
Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP dalam sambutannya menyebut bahwa keterlibatan daerah seperti Ambon merupakan elemen kunci dalam penyusunan buku yang kontekstual dan inklusif. Menurutnya, Pancasila bukanlah ideologi yang seragam dan kaku, melainkan nilai dinamis yang dapat dipahami lebih baik bila disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
> “Dengan menyerap masukan dari siswa, guru, dan akademisi di daerah, kami memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila hadir dengan cara yang membumi dan mudah diinternalisasi,” ujar sang Deputi.
- Keterlibatan Kolektif: Guru, Orang Tua, dan Pemerintah Daerah
Dalam paparannya, Wali Kota Bodewin juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam membangun karakter kebangsaan generasi muda. Ia menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Kota Ambon terhadap inisiatif BPIP, seraya mengajak para guru, orang tua, serta tokoh masyarakat untuk menjadi garda depan dalam pembelajaran nilai-nilai Pancasila di luar ruang kelas.
> “Kalau kita ingin generasi kita tumbuh dengan jiwa kebangsaan yang kuat, maka semua pihak harus terlibat. Sekolah bukan satu-satunya tempat pendidikan karakter. Rumah, lingkungan, dan kebudayaan lokal juga adalah ruang belajar,” imbuhnya.
- Ambon: Representasi Harmoni dalam Bingkai Pancasila
Pemilihan Ambon sebagai lokasi uji keterbacaan bukanlah tanpa alasan. Kota ini selama bertahun-tahun dikenal sebagai simbol kerukunan dan keberagaman. Praktik sosial “Pela Gandong” yang disebut oleh Wali Kota merupakan warisan budaya lokal yang menyatukan dua komunitas atau lebih dalam hubungan persaudaraan lintas agama, suku, dan wilayah.
Nilai solidaritas, gotong royong, dan kemanusiaan yang terkandung dalam “Pela Gandong” menjadi cermin konkret sila-sila dalam Pancasila. Dengan demikian, Ambon menjadi representasi nyata dari bagaimana Pancasila dapat hidup dan berkembang dalam budaya lokal tanpa kehilangan substansi nasionalnya.
- Langkah Menuju Buku Nasional
Uji keterbacaan ini merupakan bagian dari tahap finalisasi buku ajar sebelum digunakan secara nasional pada tahun ajaran mendatang. Masukan yang diperoleh dari kegiatan ini akan digunakan sebagai bahan revisi dan penyempurnaan. Diharapkan, buku yang dihasilkan nantinya tidak hanya informatif, tetapi juga menarik, komunikatif, dan mampu menginspirasi peserta didik untuk menjadikan Pancasila sebagai fondasi kehidupan mereka.
Dengan semangat inklusivitas, pendekatan partisipatif, dan penghargaan terhadap kearifan lokal, BPIP ingin memastikan bahwa Pancasila benar-benar dipahami dan dihidupi oleh generasi muda Indonesia — dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, termasuk dari pesisir Ambon yang kaya sejarah.
Editor:
✓ Redaksi : Gilbert pasalbessy
PoatAmbon.com
