“Basudara samua, saat ini katong seng bisa saling berharap dan saling menyalahkan. Yg bisa katong lakukan saat ini adalah membangun kesadaran bersama untuk jang lai buang sampah sembarangan, apalai di sungai dan laut.”
Wali Kota menambahkan, “Katong malu… banyak wisatawan datang ke Amboh untuk diving, menikmati alam bawah laut Teluk Ambon, namun hasrat semakin berkurang karena di permukaan air laut, sampah bertebaran. Mari katong sadar jua untuk buang sampah pada tempat dan pada waktunya.”
Unggahan tersebut juga menyertakan sebuah video yang memperlihatkan kondisi pesisir dan permukaan laut yang dihiasi sampah — bukti nyata masalah yang dihadapi. Di akhir pesan, Wali Kota memberi apresiasi kepada pembuat video dan kembali mengimbau warga untuk menjaga kebersihan laut.
“Terima kasih Bapak yg sudah membuat video ini. Tolong jua, Basudara ee.”
Respons publik terhadap seruan ini cenderung positif. Banyak netizen memuji langkah Wali Kota yang bicara langsung menggunakan bahasa lokal sehingga pesan terasa lebih dekat dan menyentuh.
Pemerintah Kota Ambon sendiri terus mendorong program “Ambon Bersih 2025”, yang fokus pada edukasi lingkungan, pengelolaan sampah berbasis masyarakat, dan penegakan aturan di kawasan pesisir guna melindungi ekosistem laut dan mendukung pariwisata lokal.

