PostAmbon.com – Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, menyerukan pentingnya peran perpustakaan sebagai pusat kecerdasan daerah, bukan sekadar tempat menyimpan buku, apalagi dianggap sebagai ruang pelarian dalam struktur birokrasi. Seruan ini disampaikannya saat membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Akreditasi Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa/Kelurahan yang berlangsung di Manise Hotel, Senin pagi.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) ini dihadiri oleh para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon, serta dua narasumber nasional di bidang perpustakaan dan literasi: Dr. Anda Adriati, MM dan Muhammad Abdul Hafid.
Dalam sambutannya, Wattimena secara lugas menekankan bahwa perpustakaan bukan lagi bisa dipandang sebelah mata. Ia menyebut perpustakaan sebagai “jantung dari sistem pendidikan” yang berfungsi vital dalam mendorong kecerdasan kolektif masyarakat serta pembentukan karakter generasi muda.
“Kita harus ubah cara pandang terhadap perpustakaan. Ini bukan tempat menyimpan buku semata, apalagi dianggap sebagai tempat ‘buangan’ dalam birokrasi. Perpustakaan adalah pusat informasi, pusat literasi, dan pusat kemajuan suatu daerah,” tegasnya di hadapan para peserta bimtek.
- Literasi sebagai Pilar Indonesia Emas 2045
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kota Ambon itu menyampaikan bahwa literasi adalah fondasi dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan berdaya saing tinggi. Ia menilai bahwa dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045, pembenahan dan peningkatan kualitas perpustakaan merupakan bagian yang sangat strategis.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya proses akreditasi perpustakaan, terutama bagi satuan pendidikan dasar seperti SD dan SMP, sebagai bentuk jaminan mutu dalam pelayanan informasi dan edukasi.
“Akreditasi bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif. Ini adalah komitmen kita untuk menghadirkan perpustakaan yang relevan dengan kebutuhan zaman dan mampu membentuk generasi unggul,” ujarnya.
- Dorong Kolaborasi Lintas Dinas dan Komitmen Anggaran
Wattimena tak lupa menyoroti perlunya kolaborasi konkret antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dengan Dinas Pendidikan agar program penguatan literasi tidak berjalan sendiri-sendiri. Ia mendorong agar anggaran literasi dan infrastruktur perpustakaan tidak hanya menjadi pelengkap, melainkan sebagai prioritas dalam perencanaan pembangunan daerah.
Ia pun mengajak seluruh peserta, baik operator perpustakaan sekolah maupun pengelola perpustakaan di tingkat desa/kelurahan, untuk serius mengikuti bimtek ini sebagai momentum pembaruan. Ia menyebut setiap elemen dalam ekosistem literasi memiliki peran strategis dalam menciptakan masa depan Ambon yang lebih cerdas dan kompetitif.
“Mari kita jadikan perpustakaan sebagai ruang transformasi, bukan sekadar penyimpanan buku. Setiap tenaga pengelola, setiap pustakawan sekolah, adalah garda depan pendidikan,” ungkap Wattimena.
- Komitmen Pemkot Ambon terhadap Program Literasi
Mengakhiri sambutannya, Wali Kota menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Ambon untuk terus mendorong berbagai program literasi dan pendidikan. Ia menyatakan bahwa penguatan sektor perpustakaan akan tetap menjadi bagian penting dari agenda pembangunan daerah.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak kita tidak hanya menjadi penonton di tahun 2045. Bersama, kita bangun Ambon yang cerdas dan berdaya saing, dimulai dari perpustakaan yang berkualitas dan terakreditasi,” pungkasnya.
Acara Bimtek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pemahaman teknis tentang akreditasi perpustakaan, tetapi juga mampu menumbuhkan semangat baru dalam mengelola sumber daya pengetahuan yang inklusif, inspiratif, dan berdampak luas bagi masyarakat.
