IMG-20250729-WA0121

POST AMBON.com — Setelah melalui perjalanan panjang yang penuh dinamika dan musyawarah adat, Negeri Amahusu di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, akhirnya resmi memiliki Kepala Pemerintahan definitif. Mezaak Mauritz Silooy dilantik sebagai Raja Negeri Amahusu untuk masa jabatan 2025 hingga 2033 dalam upacara adat dan pemerintahan yang berlangsung penuh khidmat, Selasa (29/7/2025).

Pelantikan ini menjadi momen bersejarah tidak hanya bagi Negeri Amahusu, tapi juga bagi Kota Ambon secara keseluruhan, karena menandai berakhirnya kekosongan kepemimpinan adat yang selama ini dijabat oleh pejabat sementara.

  • Prosesi Adat dan Pemerintahan Berjalan Sakral

Upacara pelantikan dilangsungkan di tengah masyarakat Negeri Amahusu, dengan dihadiri oleh jajaran penting dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Ambon, Wakil Wali Kota Ambon beserta suami, Ketua Tim Penggerak PKK, para anggota DPRD Provinsi Maluku dan Kota Ambon, serta sejumlah pejabat tinggi lingkup Pemerintah Kota Ambon.

Turut pula hadir tokoh-tokoh adat, tokoh agama, pemuda, kaum perempuan, para tetua adat, mata rumah parentah, hingga saudara pela dan gandong Negeri Amahusu. Rohaniawan dan Ketua Majelis Jemaat GPM Amahusu bersama para pendeta serta pelayan gereja memberi nuansa spiritual yang kuat dalam upacara ini.

Pelantikan dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Ambon Nomor 2486 Tahun 2025, yang diterbitkan pada 17 Juli 2025. Prosesi dimulai dengan pembacaan SK, pengambilan sumpah jabatan oleh raja terpilih, penandatanganan berita acara, pemasangan tanda jabatan, serta serah terima dari pejabat sebelumnya, Ibu Syarifah, yang turut hadir dengan keluarganya.

  • Wali Kota Ambon Tegaskan Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator Adat

Dalam sambutannya, Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin Melkias Wattimena, M.Si., memberikan pernyataan tegas terkait posisi Pemerintah Kota dalam proses pemilihan raja di negeri-negeri adat.

“Perlu saya tegaskan, Pemerintah Kota tidak pernah menunjuk siapa yang akan menjadi raja. Kami hanya memfasilitasi jalannya proses adat dan memastikan semuanya sesuai dengan hukum negara yang berlaku,” ujar Wali Kota.

Menurutnya, pelantikan ini adalah buah dari sinergi panjang antara masyarakat adat, pemerintah negeri, dan struktur pemerintahan kota. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh warga Negeri Amahusu untuk menerima dan mendukung pemimpin yang telah ditetapkan melalui mekanisme adat dan hukum.

Wali Kota Wattimena juga menyampaikan sejumlah pesan penting kepada Mezaak Silooy sebagai raja yang baru dilantik, termasuk masyarakat Negeri Amahusu secara keseluruhan.

  • Jaga Stabilitas dan Warisan Budaya

Ia mengingatkan agar stabilitas dan nilai-nilai adat tetap dijaga dengan baik sebagai warisan leluhur yang tak ternilai.

  • Bangun Kerja Sama dengan Saniri Negeri

Sinergi antara Raja dan Badan Saniri dianggap krusial dalam merumuskan kebijakan serta pengawasan pembangunan negeri.

  • Libatkan Masyarakat dalam Pemerintahan

“Tak ada pemerintahan tanpa dukungan rakyat,” ujarnya, sambil menekankan pentingnya kepercayaan warga terhadap kepemimpinan negeri.

  • Selesaikan Perbedaan dengan Bijak

Warga yang belum puas dengan proses pengangkatan diimbau menyampaikan keberatan melalui jalur hukum, bukan melalui kekerasan atau kekacauan.

  • Raja Adalah Pelayan Bagi Semua

“Raja bukan tuan, tetapi pelayan. Bukan hanya pelayan untuk satu mata rumah, tetapi untuk seluruh masyarakat Amahusu,” kata Wattimena tegas.

Ia pun mengutip pesan leluhur yang menjadi peringatan sakral bagi setiap pemimpin adat di Maluku:

“Sapa bale batu, batu tindis dia. Sapa langgar sumpah, sumpah makang dia.”

Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap janji dan sumpah jabatan harus dipegang teguh dengan tanggung jawab moral dan spiritual.

  • Apresiasi bagi Para Pihak yang Terlibat

Di akhir sambutannya, Wali Kota Ambon menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras dalam proses panjang menuju pelantikan ini. Mulai dari tim percepatan kehadiran raja definitif, Badan Saniri Negeri Amahusu, kepala mata rumah parentah, aparat TNI-Polri, hingga para pejabat kecamatan dan pejabat raja sebelumnya.

“Terima kasih atas kerja sama dan kesabaran semua pihak dalam melewati proses ini. Sekarang saatnya kita menatap ke depan dan membangun Negeri Amahusu menjadi negeri yang rukun dan maju bersama,” ucap Wali Kota.

Ia menutup sambutannya dengan ucapan selamat kepada Mezaak Mauritz Silooy dan mendoakan agar Tuhan senantiasa menyertai dalam tugas pelayanan kepada negeri dan rakyatnya.

  • Doa dan Harapan untuk Kepemimpinan yang Membawa Berkat

Upacara pelantikan diakhiri dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur dan harapan akan hadirnya kepemimpinan yang membawa kemajuan, kedamaian, dan keberkahan bagi seluruh lapisan masyarakat Negeri Amahusu. Dalam suasana yang penuh haru dan kebersamaan, pelantikan ini menjadi babak baru dalam perjalanan sejarah pemerintahan adat di tanah Maluku.

About The Author

Tinggalkan Balasan