IMG-20250715-WA0037-768x432

PostAmbon.com — Di tengah keterbatasan tenaga pengajar dan sarana prasarana, SD Negeri 72 Ambon terus berupaya menjaga kualitas layanan pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah Juliana O. Hukom, S.Pd dalam wawancara eksklusif, Senin (14/7/2025), di ruang kerjanya.

Untuk tahun ajaran 2025/2026, sekolah ini telah menerima 26 peserta didik baru, meskipun baru 22 siswa yang hadir secara fisik di sekolah. Empat siswa lainnya masih berada di luar daerah. Meskipun demikian, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar berkat kolaborasi solid para pendidik.

Sekolah yang kini dibantu oleh 8 guru tetap, harus menghadapi tantangan baru setelah dua orang guru diangkat menjadi kepala sekolah di SDN 77 Passo dan SDN 38 Ambon. Akibatnya, terdapat kekurangan dua guru kelas dan satu guru olahraga. Saat ini, proses pembelajaran juga didukung oleh dua tenaga teknis dan empat guru honorer.

Sejak memimpin sekolah ini pada tahun 2021, Juliana Hukom gencar mendorong inovasi di bidang pendidikan. Salah satu program unggulan yang diperkenalkannya adalah “Jajanan Sehat Khas Maluku”, yang bertujuan menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal serta membiasakan pola makan sehat. Program ini mendapat sambutan hangat, dan pertama kali diluncurkan oleh Agus Ririmase saat menjabat sebagai Sekretaris Kota Ambon pada 2022.

  • Lonjakan Jumlah Siswa dan Deretan Prestasi

Jumlah peserta didik di SD Negeri 72 Ambon mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya hanya 100 siswa, kini mencapai 147 orang. Tak hanya dari segi kuantitas, peningkatan kualitas juga tampak dari prestasi akademik. Di antaranya, juara 2 lomba MIPA tingkat kota dan provinsi pada 2023, serta juara 1 lomba bertutur tingkat provinsi yang mewakili Maluku ke tingkat nasional pada 2024.

Namun, kendala sumber daya manusia masih menjadi perhatian utama. Pihak sekolah telah menyampaikan kebutuhan akan tambahan guru kepada Dinas Pendidikan dan saat ini masih menunggu penanganan lebih lanjut.

“Kami percaya semua anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Karena itu, kami menjunjung tinggi prinsip pemerataan dan inklusi tanpa melihat latar belakang siswa,” tegas Juliana.

  • Kurikulum Merdeka dan Keterbatasan Ruang

SD Negeri 72 Ambon telah menerapkan Kurikulum Merdeka selama dua tahun terakhir. Kolaborasi antar guru menjadi strategi utama dalam menutupi kekurangan tenaga pendidik. Selain itu, komunikasi intensif dengan Dinas dan komunitas pendidikan terus dilakukan demi peningkatan mutu sekolah.

Sayangnya, keterbatasan ruang belajar masih menjadi hambatan serius. Kepala sekolah mengungkapkan bahwa sekolah tidak mendapatkan izin memanfaatkan ruangan bersama dengan sekolah tetangga. Akibatnya, ruang guru terpaksa difungsikan sebagai kelas pelajaran agama.

“Kami berharap Dinas Pendidikan dapat memberikan solusi agar kendala ini tidak mengganggu proses belajar siswa,” tambah Juliana.

Meski menghadapi berbagai tantangan, SD Negeri 72 Ambon tetap optimistis. Dengan semangat gotong royong dan komitmen tinggi, sekolah ini bertekad mencetak lulusan yang berkarakter kuat, unggul, dan siap bersaing di jenjang pendidikan selanjutnya.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Verified by MonsterInsights