POSTAMBON.COM — Senyum bahagia menghiasi wajah warga Dusun Waimahu dan Taholah, Negeri Passo, Kamis (31/7/2025). Harapan yang telah dipendam selama puluhan tahun akhirnya terwujud ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon meresmikan dua titik air bersih baru di wilayah tersebut. Setelah menanti hingga 26 tahun, masyarakat setempat kini bisa mengakses air bersih langsung dari kran rumah mereka.
Peresmian ini dilakukan sebagai bagian dari kelanjutan program prioritas Pemkot Ambon dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat. Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, hadir langsung di lokasi peresmian, didampingi Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Yapono, sejumlah pimpinan OPD, serta Penjabat Kepala Pemerintahan Negeri Passo.
“Dalam lima tahun masa kepemimpinan kami, akses air bersih adalah agenda utama. Kami tidak ingin ada lagi masyarakat yang harus berjalan jauh, menimba dari sumur keruh, atau membeli air dengan harga mahal hanya untuk kebutuhan dasar mereka,” tegas Wali Kota kepada awak media.
- Langkah Konkret dalam Misi Besar
Dua titik yang diresmikan hari ini merupakan kelanjutan dari pembukaan akses air bersih di kawasan Halong beberapa waktu lalu. Pemerintah juga telah merencanakan pembukaan titik layanan baru di wilayah Lata sebagai bagian dari strategi bertahap untuk memperluas jangkauan distribusi air bersih di Kota Ambon.
Wattimena menekankan bahwa program ini bukan sekadar proyek infrastruktur biasa, tetapi bagian dari misi besar: mengentaskan kemiskinan, menangani stunting, serta meningkatkan kualitas hidup warga.
“Air bersih itu fondasi kesejahteraan. Kalau masyarakat sudah terlayani air bersih, maka gizi anak-anak kita terjamin, kebersihan lingkungan terjaga, dan angka penyakit menurun. Ini bukan semata soal kran air, tapi soal harkat dan martabat hidup masyarakat,” ujarnya.
- Mimpi yang Tertunda, Kini Jadi Nyata
Bagi sebagian warga Taholah dan Waimahu, kehadiran air bersih hari ini adalah jawaban dari doa yang panjang. Seorang warga lansia, Ibu Nining, menuturkan kepada media bahwa sejak tahun 1999 ia harus menimba air dari sungai kecil yang jaraknya lebih dari satu kilometer dari rumah.
“Saya tidak pernah sangka bisa punya air yang langsung mengalir ke rumah. Rasanya seperti mimpi,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Cerita seperti ini tidak hanya terjadi di satu rumah. Banyak warga mengisahkan betapa sulitnya hidup tanpa air bersih, terutama saat musim kemarau datang dan sumber air alami mengering.
- Komitmen Pemerintah: Dari Retorika Menuju Aksi
Di tengah tantangan birokrasi, anggaran, dan kondisi geografis Ambon yang berbukit dan tersebar, Pemkot tetap menyatakan komitmen untuk menghadirkan pemerataan layanan. Dirut Perumda Tirta Yapono dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan teknologi distribusi dan sistem pompa guna menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini belum tersentuh layanan air.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari perluasan. Masih banyak daerah yang menjadi prioritas kami. Dan kami sudah menyusun roadmap pengembangan layanan hingga ke pelosok kota,” katanya.
- Warga Bahagia, Pemerintah Diingatkan
Euforia peresmian hari ini menjadi bukti sederhana bahwa kebutuhan dasar seperti air bersih mampu membawa perubahan signifikan pada kualitas hidup warga. Wali Kota pun menutup sambutannya dengan refleksi penuh makna.
“Kesimpulannya sederhana: untuk membuat rakyat bahagia, kita tidak selalu harus memberikan hal-hal besar. Air bersih saja sudah cukup untuk membuat mereka tersenyum. Bayangkan jika semua kebutuhan dasar terpenuhi—pendidikan, kesehatan, pekerjaan. Maka Ambon benar-benar bisa jadi kota yang manise, inklusif, dan berkelanjutan,” tutupnya.
